Selasa, 11 Juni 2013

pengantar pendidikan (makalah)


TUGAS KELOMPOK PENGANTAR PENDIDIKAN
OBSERVASI DI SDN LAWANGGINTUNG I
DOSEN : IBU SELVY, S.Pd.
KELOMPOK     :III (1.D)
NAMA KELOMPOK :
o   DewiDiani                              ( 0371 12 210 )
o   Frisca Oktaviana                    ( 0371 12 002 )
o   IntanPermatasari                  ( 0371 12 191 )
o   Mestra Melaswari                 ( 0371 12 085 )
o   Wahdan Abdul Aziz K.            ( 0371 12 263 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOGOR
2012

BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang berurusan langsung dengan pembentukan manusia. Pendidikan akan menentukan manusia seperti apakah kelak yang akan membangun suatu bangsa dan akan menjadi suatu wadah pembentukan karakter serta watak yang maju dalam suatu bangsa. Manusia yang cerdas akan membentuk kemandirian dan kreativitas.
Menyadari bahwa setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan bagi diri mereka serta untuk dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang cerdas dan berwawasan. Dan agar seluruh anak bangsa dapat mengangkat harkat, derajat dan martabat bangsa Indonesia serta mewujudkan bangsa Indonesia yang madani dan keluar dari keterpurukan.
Maka Dengan Berdasarkan UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 pada pasal 11 ayat (1) menyatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah wajib untuk memberikan layanan untuk kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negar tanpa diskriminasi. Hal inilah yang mendasari lahirnya Wajib Belajar enam tahun kemudian sekarang Wajib Belajar sembilan tahun dan mencetuskan adanya Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk memudahkan jalannya pendidikan yang selalu tersandung dengan masalah biaya.
Program BOS dan BOP ini khusus diperuntukkan bagi masyarakat kalangan bawah yang selama ini selalu kesulitan untuk menyekolahkan anaknya. Pemerintah membentuk bantuan ini dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang berpendidikan dan berkualitas. Dengan adanya dana BOS dan BOP ini maka sekolah tidak diperkenankan memungut biaya apapun dari orang tua siswa sehingga dapat meringankan masalah hidup masyarakat yang selalu menjadi momok ini.
Dana BOS tersebut berasal dari APBN (Anggaran Pembiayaan dan Belanja Negara) pemerintah pusat yang sebesar 20%, sedangkan BOP dari dana APBD (Anggaran Pembiayaan dan Belanja Daerah) pemerintah daerah.
Setiap sekolah diwajibkan membuat laporan untuk mengetahui seberapa besar pemerintah harus memberikan bantuan kepada setiap sekolah tersebut. Dana tersebut juga dialokasikan untuk APBS (Anggaran Pembiayaan dan Belanja Sekolah) sehingga untuk perencanaannya setiap sekolah harus lebih dahulu memberikan laporannya kepada pemerintah sehingga bantuan yang diberikan kepada sekolah akan sesuai dengan harapan sekolah. Sebelum disampaikan kepada pemerintah APBS yang sebelumnya masih berbentuk RAPBS harus disetujui dahulu dalam rapat internal sekolah kemudian dilanjutkan kepada yang berwenang hingga diputuskan sah menjadi APBS.
1.2 Perumusan Masalah
a.      Berasal dari mana saja keuangan SDN?
b.      Di alokasikan kemana sajakah dana yang tersedia?
c.       Bagaimana proses pengelolaan keuangan pada SDN?
d.      Siapa sajakah yang merencanakan keuangan pada SDN?
e.      Komponen apa saja yang terdapat dalam BOS ?

1.3 Tujuan Observasi
a.      Untuk memenuhi tugas pengantar pendidikan
b.      Untuk mengetahui masalah pembiayaan yang ada Di SDN Lawanggintung I
c.       Untuk menemukan solusi dari massalah pembiayaan di sekolah tersebut.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Keuangan di Sekolah 
Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan efisien. Kegiatan di sekolah yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik. Keuangan di sekolah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga perlu diatur sebaik-baiknya. Untuk itu perlu manajemen keuangan yang baik.
Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,pengawasan atau pengendalian. Beberapa kegiatan manajemen keuangan yaitu memperoleh dan menetapkan sumber-sumber pendanaan, pemanfaatan dana (Lipham, 1985; Keith, 1991), pelaporan, pemeriksaan dan pertanggungjawaban. Di dalam manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah.
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/ ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan , perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan (Depdiknas Ditjen Dikdasmen, 2000). Dengan demikian manajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah.
Dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh suatu sekolah sangatlah membutuhkan dana. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan maka juga akan berdampak bahwa dana yang dibutuhkan sekolah tersebut semakin tinggi. Oleh karena hal tersebut seluruh pengelola sekolah diwajibkan untuk mampu kreatif dalam mengelola dana yang didapat agar dapat digunakan sesuai dan tidak berlebihan juga tidak kurang. Di sekolah terdapat tiga sumber keuangan dan pembiayaan secara garis besar yang dikelompokkan atas :
Pemerintah, baik pemerintah pusat yang memberikan BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dan daerah yang memberikan BOP (Bantuan Operasional Pendidikan), yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan bagi kepentingan kegiatan pendidikan
masyarakat,ditegaskan dalam Undang-Undang no. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua.
Orang tua atau peserta didik, dimana biasanya sekolahswasta masih memungut biaya sekolah karena dana dari pemerintah yang dirasa masih kurang cukup untuk kegiatan operasional, sedangkan untuk sekolah negeri sendiri ketentuannya adalah tidak boleh memungut biaya apapun dari orang tua atau wali murid,
Oleh dasar ketergantungan sekolah dengan adanya pembiayaan yang sesuai dan tidak menyimpang maka manajemen keuangan di sekolah harus jelas dan terarah. Agar tidak terjadi penyimpangan biaya dan keuangan maka para manajer keuangan disekolah diperlukan keberadaannya. Melalui kegiatan manajemen keuangan, maka kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien.
2.2 Hasil Observasi  di SDN Lawanggintung I
Observasi pada SDN diadakan dengan cara wawancara, dibawah ini merupakan pertanyaan beserta jawabannya.
Istrumen Pertanyaan:
a.      Apa saja sumber dana di sekolah ?
b.      Untuk apa saja dana BOS digunakan ?
c.       Apakah dalam pelaksanaan dana BOS terdapat kendala?
d.      Bagaimana solusi untuk mengatasi kendala tersebut ?
e.      Apakah ada keringanan biaya bagi siswa yang kurang mampu ?
f.        Apabila ada kegiatan ekstrakurikuler, apakah siswa dipungut biaya ?
g.      Dari mana biaya untuk pembelian buku?

Jawaban :
a.      Pada SDN pendanaan mereka dapatkan dari APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah), APBN di implementasikan melalui BOS (Biaya Operasional Sekolah) dan APBD di implementasikannya melalui BOP (Biaya Operasional Pendidikan).
b.      Dana BOS digunakan untuk :
o   Pengembangan Standar Isi
o   Pengembangan Standar Proses
o   Pengembangan Standar Kompetensi Kelulusan
o   Pengembangan Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
o   Pengembangan Standar Sarana Prasarana
o   Pengembangan Standar Pengelolaan
o   Pengembangan Standar Pembiayaan
o   Pengembangan Standar Penilaian
Tambahan:
·         Sekolah diberikan uang BOS setiap 3 bulan sekali, dan BOP pemberiannya tidak rutin. Setiap siswa mendapatkan dana BOS sebesar Rr. 100.000/ 3 bulan sedangkan BOP setiap siswa mendapatkannya Rp. 60.000/bulan.
·         Komponen anggaran BOS adalah
o   Buku Pelajaran
o   Pendaftaran (Lomba/ kegiatan seolah lainnya) peserta didik
o   Kesiswaan
o   Ekskul
o   Sarana prasarana (hanya sebagian)
o   Pembayaran guru honorer
o   Pembiayaan ulangan harian, akhir semester dan akhir tahun.
c.       Ada , masalahnya bila dana BOS datang terlambat maka kegiatan adayang tertunda misalnya kegiatan siswa seperti lomba.
d.      Solusinya adalah memprioritaskan kegiatan yang lebih utama
e.      Siswa yang kurang mampu diberikan keringanan dari pihak sekolah misalnya BSM
(Bantuan Siswa Miskin).
f.        Iya di pungut biaya, tetapi masih sesuai dengan kemampuan orang tua siswa agar tidak membebankannya. Contoh : seperti pemungutan biaya untuk pelaksanaan kegiatan kenaikan kelas.
g.      Dari dana BOS dan bantuan dari penerbit seperti yudistira berupa buku dan alat peraga.

STRATEGI PEMBELAJARAN "Prosedur Pembelajaran"



STRATEGI PEMBELAJARAN
 “Prosedur Pembelajaran”
Dosen : Lina Novita, M.Pd.


KELOMPOK 4
NAMA : Dewi Diani (037112210)
  KELAS : II.D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS  PAKUAN BOGOR
2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekolah adalah untuk anak didik. Tugas utama pendidik (guru) adalah mengusahakan agar setiap anak didik dapat belajar dengan efektif, baik secara individual ataupun secara kelompok. Artinya, mereka patut merasa betah atau merasa senang belajar di sekolah dan mereka dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Karena itu diperlukanlah peran guru dalam mengelola kelas dengan baik agar dapat menunjang terciptanya proses belajar yang menyenangkan dan pencapaian prestasi belajar yang tinggi itu.
Pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya oleh proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan rangkaian aktivitas dan interaksi antara siswa dan guru yang dikendalikan melalui perencanaan pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan. Oleh karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru Sekolah Dasar adalah mampu memahami dan melaksanakan prosedur pembelajaran dalam pembelajaran kelompok, individual maupun klasikal. Untuk menerapkan kemampuan tersebut sebaiknya guru mengingat kembali tentang konsep dan prinsip belajar dan pembelajaran, tentang berbagai jenis pendekatan belajar dan pembelajaran serta tentang berbagai jenis strategi belajar mengajar, terutama strategi yang sesuai dengan tuntutan KBK seperti pembelajaran kontekstual, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis penemuan (inquiry), pembelajaran berbasis kajian (investigasi) dan ekspositori.
Secara umum, prosedur pembelajaran terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Ketiga kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan berurutan dalam membentuk kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Secara lebih khusus, Anda diharapkan mampu memberikan contoh kegiatan :
a.       Prapembelajaran,
b.      Awal pembelajaran,
c.       Inti pembelajaran,
d.      Akhir pembelajaran, dan
e.       Tindak lanjut pembelajaran.
Prosedur pembelajaran tersebut merupakan proses yang berurutan dalam membentuk kemampuan siswa sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran, dalam prosesnya pengelolaan tersebut harus diarahkan hingga menjadi suatu proses bermakna dan kondusif dalam pembentukan kemampuan siswa. Oleh karena itu, kegiatan belajar selain dikembangkan secara sistematis, efektif dan efisien juga perlu variasi kegiatan sebagai alternatif untuk menumbuhkembangkan motivasi dan aktivitas siswa dalam belajar.














BAB II
PEMBAHASAN
1.      KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN
Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa siap mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Keberhasilan dalam melaksanakan pendahuluan pembelajaran dapat mendukung proses dan hasil belajar siswa. Kegiatan menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas disebut Kegiatan Awal Pembelajaran. Sementara itu, kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan materi atau kompetensi yang kan dibahas disebut Kegiatan Pra-pembelajaran.

A.    KEGIATAN PRA PEMBELAJARAN
Kegiatan prapembelajaran atau disebut juga kegiatan prainstruksional adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan siswa mengikuti pelajaran. Fungsi kegiatan tersebut utamanya adalah untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut relatif singkat sekitar 5 (lima) menit. Oleh karena itu, dengan waktu yang relatif singkat diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran yang baik, sehingga aktivitas-aktivitas pada awal pembelajaran tersebut dapat mendukung proses dan hasil pembelajaran siswa. Kegiatan prapembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.
Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran diantaranya adalah sebagai berikut :
1.      Menciptakan sikap dan  suasana kelas yang menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku bahkan takut. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga siswa akan mampu melakukan aktivitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat  menghambat kreativitas siswa. Di samping itu, perlu adanya kesiapan maupun penataaan alat-fasilitas kelas yang memudahkan siswa beraktivitas belajar dalam kelas. Hal kecil juga dapat berpengaruh terhadap kondisi belajar misalnya kebersihan dan kerapihan tempat belajar. Memberikan salam di awal pertemuan dan berdoa sebelum pelajaran dimulai.

2.      Memeriksa kehadiran siswa/mengabsen
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada jam pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan  pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya. Secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran dan membiasakan diri apabila tidak hadir perlu memberitahukan pada guru yang disampaikan melalui temannya secara lisan atau tertulis.

3.      Menciptakan kesiapan belajar siswa
Kegiatan pembelajaran perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan (readinees) belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat dalam belajar siswa, khususnya dalam awal pembelajaran, alternatif yang perlu dilakukan guru di antaranya:
a)      Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar;
b)      Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar;
c)      Menujukan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar; 
d)     Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal pembelajaran;
e)      Menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan menarik perhatian siswa;
f)       Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

4.      Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Pada hakikatnya suasana belajar yang demokratis dapat dikondisikan melalui pendekatan proses belajar CBSA (Cara Belajar Siswa aktif). Untuk menciptakan suasana belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide- ide, dan berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Suasana belajar yang demokratis harus dikondisikan sejak awal pembelajaran, guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan kreativitas.

a.       Melaksanakan Kegiatan Apersepsi dan atau Melaksanakan Tes Awal
Penilaian awal atau pre tes tujuannya adalah untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Kemampuan awal tersebut sebagai dasar untuk kelanjutan bahan pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa. Pelaksanaan pre tes (tes awal) perlu dilaksanakan untuk dapat menjajagi bahan pelajaran apa yang sudah dikuasai oleh siswa. Kegiatan guru dalam apersepsi lebih menitik beratkan pada kegiatan mengulas (secara singkat) tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari sehingga keterkaitannya dapat dipahami siswa. Pelaksanaan tes awal perlu memperhatikan waktu yang tersedia supaya dalam prosesnya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran inti. Tes awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh siswa. Terkadang tes awal dalam prosesnya selalu dipadukan dengan kegiatan apersepsi. Seperti telah dikemukakan diatas bahwa apersepsi menekankan pada upaya guru dalam menghubungkan materi pelajaran yang sudah dimiliki oleh siswa dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa.
Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam kegiatan apersepsi di antaranya:
1)      Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Pertanyaan yang diajukan harus berhubungan dengan materi yang sudah dipelajari oleh siswa. Selanjutnya esensi pertanyaan tersebut harus dapat mengarahkan siswa supaya mampu mengingat kembali tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Setiap pertanyaan dalam apersepsi perlu dikaitkan dengan informasi atau bahan yang berhubungan dengan lingkungan (kontekstual) siswa.
2)      Memberikan komentar terhadap jawaban siswa serta mengulas materi pelajaran yang akan dibahas.
Memberikan komentar terhadap jawaban yang diberikan oleh siswa maksudnya adalah supaya guru dapat memberikan penguatan serta dapat lebih memperjelas jawaban itu sendiri, komentar jawaban tersebut secara bertahap harus dapat mengarahkan siswa pada pokok-pokok materi yang akan dipelajari.
3)      Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu difokuskan perhatiannya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Pada umumnya, dalam kegiatan awal pembelajaran sebagian besar siswa masih belum terfokus perhatiannya, sehingga guru perlu mensiasati agar mulai pada awal pembelajaran siswa tersebut menjadi memiliki perhatian yang tinggi terhadap pelajaran. Kondisi tersebut disebabkan karena proses berpikir siswa masih terkait dengan pelajaran sebelumnya atau dengan kegiatan-kegiatan yang siswa alami sebelumnya.

B.     KEGIATAN AWAL PEMBELAJARAN
Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan inti pembelajaran. Selain itu, kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.      Menimbukan motivasi dan perhatian siswa
Guru perlu membangkitkan perhatian dan memotivasi siswa sebelum kegiatan berlanjut pada kegiatan inti. Biasanya pikiran siswa masih teringat pada materi pelajaran yang dibahas sebelumnya dalam hal ini guru harus jeli menyiasatinya dengan memfokuskan perhatian siswa. Misalnya, dengan menyampaikan cerita yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga. Dengan tumbuhnya motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

2.      Memberi acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.       Memberitahukan tujuan (kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan dipelajari.
Kegiatan paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran, adalah memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut, siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b.      Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang  akan dilakukan selama pembelajarann berlangsung, siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Misalnya, jika dalam pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur diskusi tersebut jika yang digunakan eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuk kelompok dan menyampaikan teknik/prosedur kerja kelompok tersebut dan begitu pula dengan strategi-strategi yang lainnnya. Di samping menyampaikan informasi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya menyampaikan informasi tentang sumber-sumber belajar yang mendukung dan dapat digunakan oleh siswa.

3.      Membuat kaitan (apersepsi)
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat atau hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman  mereka terrdahulu atau sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Ajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang mempunyai kaitan dan sudah dipelajari sebelumnya. Bimbing siswa agar mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas jika memang ada. Ceritakan tentang manfaat yang diperoleh dari materi yang akan dipelajari.

4.      Melaksanakan tes awal (pre test)
Hal ini dilakukan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai siswa. Tes ini dapat dilakukan secara lisan. Informasi hasil tes dapat digunakan untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu unntuk kegiatan awal pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan mendukung proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
a.       Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,
b.      Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian terpusat pada pelajaranyang akan diikutinya,
c.       Dapat memberikan bimbingan  belajar secara kelompok maupun individu,
d.      Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehingga siswa meresakan adanya suasana belajar yang aman dan menyenangkan,
e.       Memberikan penguatan pada siswa,
f.       Menanamkan disiplin pada siswa.

2.      KEGIATAN INTI DALAM PEMBELAJARAN
Seperti telah dikemukakan, bahwa kegiatan inti pembelajaran merupakan kegiatan yang utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Pada prinsipnya kegiatan inti dalam pembelajaran adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
Kegiatan inti dalam pembelajaran sangat memegang peranan penting untuk mencapai tujuan pembelajaran maupun dalam membentuk kemampuan siswa yang telah ditetapkan. Proses kegiatan inti dalam pembelajaran akan menggambarkan tentang penggunaan strategi dan pendekatan belajar yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, karena pada hakekatnya kegiatan inti pembelajaran merupakan implementasi strategi dan pendekatan belajar.
A.    Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Klasikal
Kegiatan pembelajaran klasikal cenderung digunakan apabila dalam proses pembelajarannya guru lebih banyak menyajikan materi (eksploratif). Penyajian dalam pembelajaran klasikal lebih menekankan pada kegiatan pemberian informasi atau penjelasan materi yang belum dipahami siswa. Salah satu keunggulan pembelajaran klasikal adalah memberikan kemudahan bagi guru mengorganisasi materi pelajaran, karena bahan pelajaran tersebut seragam diberikan pada siswa.  Pembelajaran klasikal dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta. Alternatif metode yang sering digunakan dalam pembelajaran klasikal adalah metode ceramah dan tanya jawab bervariasi atau metode lain yang dianggap sesuai dengan karakteristik mata pelajaran.
1.      Prinsip-prinsip pembelajaran klasikal
a)      Sistematis
b)      Perhatian dan aktivitas
c)      Media pembelajaran
d)     Latihan penugasan
2.      Kegiatan inti dalam pembelajaran klasikal
a)      Menyajikan (presentasi) bahan pelajaran dengan ceramah bervariasi.
b)      Melakukan asosiasi dan memberikan ilustrasi untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran.

B.     Pembahasan Materi Pelajaran Dalam Pembelajaran Kelompok
Pembelajaran kelompok merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain dalam bentuk kelompok dengan jumlah siswa antara 4 sampai 6 orang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar. Pembelajaran kelompok cenderung banyak digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Di samping itu, pembelajaran kelompok sangat memungkinkan siswa untuk mengumpulkan informasi dan membangun pengetahuan secara bekerja sama.
Pembelajaran kelompok sering disebut dengan pembelajaran kooperatif (cooperatif learning). Berdasarkan teori yang melandasi pembelajaran kelompok, siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit sebelumnya melalui belajar secara kelompok dan bekerja sama. Melalui kegiatan kelompok, secara langsung siswa akan berpikir logis, kritis, dan kooperatif dalam memberikan alternatif penyelesaian masalah melalui kesepakatan kelompok.
1.      Prinsip-prinsip pembelajaran kelompok
a)      Adanya topik dan permasalahan
b)      Pembentukan kelompok
c)      Kerja sama
d)     Perhatian
e)      Motivasi
f)       Sumber belajar dan fasilitas
g)      Latihan dan tugas.

2.      Kegiatan inti dalam pembelajaran kelompok
a)      Merumuskan masalah berdasarkan topik pembahasan dan tujuan pembelajaran.
b)      Mengidentifikasi masalah atau sub-sub masalah berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan.
c)      Analisis masalah berdasarkan sub-sub masalah.
d)     Menyusun laporan oleh masing-masing kelompok.
e)      Presentasi kelompok atau melaporkan hasil diskusi kelompok kecil pada seluruh kelompok dilanjutkan diskusi kelas yang langsung dibimbing oleh guru.
f)       Menyimpulkan hasil diskusi berdasarkan rumusan masalah dan sub-sub masalah.
C.     Pembahasan materi pelajaran dalam pembelajaran perseorangan
Kegiatan pembelajaran perseorangan dapat membantu proses pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi kemampuan siswa secara individu. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), yang didalamnya mencakup implementasi diversifikasi kurikulum, menuntut adanya penyesuaian pembelajaran dengan potensi siswa. Diversifikasi kurikulum merupakan suatu kurikulum yang dapat memeperluas, memperdalam, dan menyesuaikan dengan keragaman kondisi dan kebutuhan, baik yang menyangkut kemampuan atau potensi siswa maupun yang menyangkut potensi lingkungan. Salah satu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan dapat memfasilitasi penyesuaian dengan potensi siswa (diversifikasi kurikulum) adalah pembelajaran perseorangan. Dengan menerapkan pembelajaran perseorangan, siswa dapat belajar secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Kegiatan pembelajaran perseorangan ditunjukkan untuk menampung kegiatan pengayaan dan perbaikan (Depdikbud : 1990 : 39).
Pembelajaran perseorangan pada umumnya lebih banyak diterapkan dalam pemberian tugas adan atau latihan. Dalam pelaksanaannya, setelah menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan pengarahan tentang tahapan atau teknik belajar yang harus ditempuh oleh siswa (kegiatan awal pembelajaran), langkah selanjutnya (kegiatan inti pembelajaran) yang dilakukan guru adalah sebagai berikut :
1)      Menjelaskan secara singkat tentang materi pelajaran yang akan ditugaskan atau yang kan dilatihkan pada siswa.
2)      Memberikan lembaran kerja atau tugas. Pada tahap ini, guru memberikan bimbingan atau arahan/petunjuk yang sistematis secara lisan dan tertulis. Selain itu, guru juga hendaknya memberikan stimulus atau dorongan supaya siswa dapat melakukan interaksi dan asosiasi, sehinngga tugas atau latihan tersebut dapat dilakukan secara optimal.
3)      Memantau dan menilai kegiatan siswa. Pada kesempatan ini guru berkeliling memantau kegiatan yang dilakukan siswa, dan memberikan bantuan atau bimbingan, apa bila ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas atau latihan.
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru memeriksa dan menilai tugas atau latihan yang telah dikerjakan oleh siswa serta memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa. Guru juga dapat membuat kesimpulan bersama-sama siswa tentang materi pembelajaran yang telah ditugaskan.
3.      KEGIATAN AKHIR DAN TINDAK LANJUT PEMBELAJARAN
A.    Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir dalam pembelajaran tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup pelajaran. Yang lebih penting adalah untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan. Dengan melakukan kegiatan akhir pembelajaran, guru akan mengetahui kompetensi yang sudah dan yang belum dikuasai oleh siswa. Kegiatan yang biasa dilakukan guru dalam kegiatan akhir ini adalah memberikan tes baik lisan maupun tertulis. Selain itu, guru hendaknya melakukan kegiatan akhir pembelajaran agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok-pokok materi yang sudah dipelajarinya.
1)      Meninjau Kembali Penguasaan Siswa
Untuk meninjau kembali penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari siswa, guru dapat melakukan dua cara yaitu merangkum (menyimpulkan) pokok materi atau membuat ringkasan materi pembelajaran. Kegiatan merangkum (menyimpulkan) dan membuat ringkasan sebaiknya dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan guru sehingga pada saat siswa membuat rangkuman atau kesimpulan atau ringkasan itu salah atau kurang sempurna, guru dapat membetulkan atau menyempurnakan rangkuman/kesimpulan/ringkasan yang dibuat siswa.
 Dalam melaksanakan kegiatan membuat rangkuman/kesimpulan/ringkasan, hendaknya memperhatikan kriteria berikut :
a.       Berorientasi pada acuan hasil belajar dan kompetensi dasar.
b.      Singkat, jelas dan bahasa (tulis/lisan) mudah dipahami.
c.       Kesimpulan/rangkuman/ringkasan tidak keluar dari topik yang telah dibahas.
d.      Dapat menggunakan waktu sesingkat mungkin.

2)      Melaksanakan Penilaian
Kegiatan penilaian dalam proses pembelajaran merupakan kegiatan mutlak yang harus dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran. Melalui kegiatan penilaian akhir guru akan mengetahui tercapai tindaknya kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa. Oleh karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa. Untuk menbetahui penguasaan siswa terhadap kompetensi yang diharapkan, guru dapat memberikan tes atau meminta siswa untuk membuat ringkasan atau kesimpulan dari materi yang telah dibahas.
Memberikan tes merupakan salah satu kegiatan akhiryang sering dilakukan guru. Untuk itu, guru perlu memiliki kemampuan mengembangkan alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran disebut tes akhir (post-test), yaitu tes yang ditujukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.

B.     Kegiatan Tindak Lanjut Pembelajaran
Dari hasil penilaian dan meninjau kembali penguasaan siswa (kegiatan akhir pembelajaran) , guru akan mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran oleh siswa. Dengan memperhatikan tingkat penguasaan siswa guru perlu melakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan di luar jam pelajaran dan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
Tujuan dari kegiatan tindak lanjut adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berikut ini beberapa kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan guru dalam upaya mengoptimalkan penguasaan siswa (Ruhimat, 2007). Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan di antaranya :
1.      Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di rumah (PR)
Dalam memberikan tugas dan latihan guru perlu memperhatikan waktu yang tersedia dan kemampuan yang dimiliki siswa. Berikan tugas sesuai dengan kemampuan siswa, karena pemberian tugas yang berlebihan dapat membuat siswa frustasi, jenuh, bahkan akan menurunkan motivasi belajarnya. Setiap pemberian tugas kepada siswa harus berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai dan memberikan manfaat bagi siswa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas kepada siswa:
v  Menentukan dan menjelaskan secara singkat tentang topik tugas yang akan diberikan kepada siswa.
v  Menjelaskan tentang tahapan tugas yang harus dilakukan oleh siswa.
v  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang bagian tugas yang belum dipahaminya.
v  Memeriksa dan membahas setiap tugas yang diberikan.


2.    Membahas kembali materi pelajaran yang belum dikuasai siswa
Sebagai tindak lanjut dari adanya kemampuan yang belum dikuasai siswa, guru hendaknya merancang kegiatan untuk membantu siswa menguasai kemampuan yang belum dikuasanya. Dalam hal ini ada dua kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:
·         Membahas materi yang belum dikuasai siswa pada saat itu juga
·         Membahas materi tersebut pada pertemuan berikutnya.
3.      Membaca materi dari sumber lain
Kegiatan ini dapat ditugaskan kepada siswa yang belum ataupun yang sudah menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Agar siswa dapat melaksanakan tugas tersebut secara maksimal, sebaiknya guru menyiapkan pertanyaan yang harus dijawab siswa atau meminta siswa membuat laporan hasil membacanya.

4.      Memberikan motivasi atau bimbingan belajar
Guru hendaknya memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka mampu memperbaiki kekurangannya. Bimbingan tersebut dapat berupa arahan atau petunjuk yang jelas kepada siswa sehingga tugas yang diberikan dapat diselesaikan secara maksimal. Bimbingan ini akan menjadi dorongan atau motivasi kepada siswa untuk terus belajar.

5.      Menginformasikan topik yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya
Hal ini dilakukan untuk membimbing atau mengarahkan siswa dalam kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran. Diharapkan siswa akan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya di rumah sebelum mengikuti pelajaran di sekolah.
Setelah guru menganggap kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran selesai dilaksanakan secara optimal dan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan, maka langkah selanjutnya guru menutup pelajaran. Jika pelajaran berlangsung pada jadwal yang paling akhir, maka tutuplah pelajaran dengan berdoa bersama siswa.