Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa
indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan
sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Ejaan adalah seperangkat
aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata, dan tanda
baca sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata. sedangkan
ejaanadalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan caramenuliskan bahasa.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasademi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis.Keteraturan
bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasanmakna. Ibarat sedang
mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalulintas yang harus dipatuhi oleh
setiap pengemudi. Jika para pengemudimematuhi rambu-rambu yang ada, terciptalah
lalu lintas yang tertib danteratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.
2.
SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA
Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional lahir pada awal tahun dua puluhan. Namun dari
segi ejaan, bahasa indonesia sudah lama memiliki ejaan tersendiri. Berdasarkan
sejarah perkembangan ejaan, sudah mengalami perubahan sistem ejaan, yaitu :
a.
Ejaan Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak bahasa Indonesia
lahir dalam awal tahun dua puluhan. Ejaan ini merupakan warisan dari bahasa
Melayu yang menjadi dasari bahasa Indonesia.
b.
Ejaan Suwandi
Setelah ejaan Van Ophuysen diberlakukan, maka
muncul ejaan yang menggantikan, yaitu ejaan Suwandi. Ejaan ini berlaku mulai
tahun 1947 sampai tahun 1972.
c. Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
Ejaan imi mulai berlaku sejak tahun 1972 sampai
sekarang. Ejaan ini merupakan penyempurnaan yang pernah berlaku di Indonesia.
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
diterapkan secara resmi mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan Surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor : 57/1972 tentang peresmian berlakunya
“Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Dengan berlakunya EYD, maka
ketertiban dan keseragaman dalam penulisan bahasa Indonesia diharapkan
dapat terwujud dengan baik.
PERUBAHAN PEMAKAIAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
(mulai 16 Agustus 1972)
|
Ejaan Republik
(Ejaan Soewandi)
1947-1972
|
Ejaan Ophuysen
(1901-1947)
|
Khusu
Jumat
Yakni
|
Chusus
Djum’at
Jakni
|
Choesoes
Djoem’at
Ja’ni
|
2.3 RUANG
LINGKUP EJAAN YANG DISEMPURNAKAN (EYD)
Ruang
lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf,
(3) penulisan kata, (4) penulisan unsur, dan (5) pemakaian tanda baca.
1) Pemakaian
Huruf
Ejaan
bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) dikenal paling banyak menggunakan
huruf abjad. Sampai saat ini jumlah huruf abjad yang digunakan sebanyak 26
buah.
a. Huruf Abjad
Abjad
yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas huruf berikut.
Nama setiap huruf disertakan disebelahnya.
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
A
a
B
b
C
c
D
d
E
e
F
f
G
g
H
h
I
i
|
a
be
ce
de
e
ef
ge
ha
i
|
J
j
K
k
L
l
M
m
N
n
O
o
P
p
Q
q
R
r
|
je
ka
el
em
en
o
pe
ki
er
|
S
s
T
t
U
u
V
v
W
w
X
x
Y
y
Z
z
|
es
te
u
ve
we
eks
ye
zet
|
b. Huruf Vokal
Huruf
yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a, e, i,
o, dan u.
Huruf Vokal
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
A
e
i
o
u
|
api
enak
itu
oleh
ulang
|
padi
petak
simpan
kota
bumi
|
lusa
sore
murni
radio
ibu
|
c. Huruf Konsonan
Huruf
yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b,
c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf konsonan
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
B
c
d
f
g
h
j
k
l
m
n
p
q
r
s
t
v
w
x
y
z
|
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
lekas
maka
nama
pasang
Quran
raih
sampai
tali
varia
wanita
xenon
yakin
zeni
|
sebut
kaca
ada
kafan
tiga
saham
manja
paksa
alas
kami
anak
apa
Furqan
bara
asli
mata
lava
hawa
-
payung
lazim
|
adab
-
abad
maaf
balig
tuah
mikraj
politik
kesal
diam
daun
siap
-
putar
lemas
rapat
-
-
-
-
juz
|
d. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang
dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf Diftong
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
Ai
au
oi
|
ain
aula
-
|
syaitan
saudara
boikot
|
pandai
harimau
amboi
|
e. Gabungan
Huruf Konsonan
Didalam
bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan,
yaitu : kh, ng, ny, dan sy.Masing-masing melambangkan satu bunyi
konsonan.
Gabungan huruf konsonan
|
Contoh pemakaian dalam kata
|
||
Di awal
|
Di tengah
|
Di akhir
|
|
Kh
ng
ny
sy
|
khusus
ngilu
nyata
syarat
|
akhir
bangun
hanyut
isyarat
|
tarikh
senang
-
arasy
|
2) Penulisan
Huruf
Dua hal yang harus diperhatikan dalam penulisan
huruf berdasarkan EYD, yaitu (a) penulisan
huruf besar, dan (b) penulisan
huruf miring. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembahasan berikut :
a.
Penulisan Huruf Besar (Kapital)
Kaidah
penulisan huruf besar dapat digunakan dalam beberapa hal, yaitu :
1) Digunakan
sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia menulis surat di kamar.
Tugas bahasa Indonesiasudah dikerjakan.
2)
Digunakan sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Misalnya :
Ayah bertanya, “Apakah mahasiswa sudah
libur?”.
“Kemarin engkau terlambat”, kata ketua
tingkat.
3)
Digunakan sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan, kata ganti Tuhan, dan nama kitab suci.
Misalnya :
Allah Yang Maha kuasa lagi Maha
penyayang.
Terima kasih atas bimbingan-Mu ya Allah.
4)
Digunakan sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan , keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang.
Misalnya :
Raja Gowa adalah Sultan Hasanuddin.
Kita adalah pengikut Nabi Muhammad saw.
5)
Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, pengganti nama orang tertentu,
nama instansi, dan nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden
Yusuf Kalla memberi bantuan mobil.
Laksamana Muda
Udara Abd. Rahman telah dilantik.
Dia diangkat
menjadi Sekretaris Jenderal Depdiknas.
Bapak Gubernur
Sulawesi Selatan menerima laporan korupsi.
6)
Digunakan sebagai huruf pertama unsur nama
orang.
Misalnya :
Nurhikmah
Dewi Rasdiana Jufri
7)
Digunakan sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan nama bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasaInggris
8)
Digunakan sebagai huruf pertama nama tahun,
bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriyah
hari Jumat
bulan Desember
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
9)
Digunakan sebagai huruf pertama nama geografi
unsur nama diri.
Misalnya :
Laut Jawa
Jazirah Arab
Asia Tenggara
Tanjung Harapan
10)
Digunakan sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintah, ketatanegaraan, dan nama dokumen resmi,
kecuali terdapat kata penghubung.
Misalnya :
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan
Rakyat
11)
Digunakan sebagai huruf pertama penunjuk
kekerabatan atau sapaan dan pengacuan.
Misalnya :
Surat Saudara sudah saya terima.
Mereka pergi ke rumah Pak Lurah.
12)
Digunakan sebagai huruf pertama kata ganti
Anda.
Misalnya :
Surat Anda telah saya balas.
Sudahkah Anda sholat?
13)
Digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat dan sapaan.
Misalnya :
Dr.
doctor
S.H.
sarjana hokum
14)
Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia.
15)
Digunakan sebagai huruf pertama semua kata di
dalam judul, majalah, surat kabar, dan karangan ilmiah lainnya, kecuali
kata depan dan kata penghubung.
Misalnya :
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas
Hukum Perdata”.
b. Penulisan
Huruf Miring
Huruf
miring digunakan untuk :
1)
Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Buku Negarakertagama karangan Prapanca.
Majalah Suara Hidayatullah sedang
dibaca.
Surat kabar Pedoman Rakyat akan dibeli.
2)
Menegaskan dan mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, dan kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Buatlah kalimat dengan kata lapang dada.
3)
Menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing.
Misalnya :
Politik devideet et impera pernah
merajalela di Indonesia.
3) Penulisan
Kata
Ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan kata, yaitu :
a. Kata Dasar
Kata
dasar adalah kata yang belum mengalami perubahan bentuk, yang ditulis sebagai
suatu kesatuan.
Misalnya
: Dia teman baik saya.
b.
Kata Turunan (Kata berimbuhan)
Kaidah yang harus diikuti dalam penulisan kata
turunan, yaitu :
·
Imbuhan semuanya ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya : membaca, ketertiban, terdengar dan
memasak.
·
Awalan dan akhrian ditulis serangkai dengan
kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya jika bentuk dasarnya berupa
gabungan kata.
Misalnya
: bertepuk tangan, sebar luaskan.
·
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan
sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : menandatangani, keanekaragaman.
·
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya
dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya : antarkota, mahaadil, subseksi,
prakata.
c.
Kata Ulang
Kata ulang
ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda (-). Jenis-jenis kata ulang
yaitu :
·
Dwipurwa yaitu pengulangan suku kata awal.
Misalnya :
laki lelaki
·
Dwilingga yaitu pengulangan utuh atau secara
keseluruhan.
Misalnya :
rumah rumah-rumah
·
Dwilingga salin suara yaitu pengulangan variasi
fonem.
Misalnya :
sayur sayur-mayur
·
Pengulangan berimbuhan yaitu pengulangan yang
mendapat imbuhan.
Misalnya :
main bermain-main
d.
Gabungan Kata
·
Gabungan kata lazim disebut kata majemuk,
termasuk istilah khusus. Bagian-bagiannya pada umumnya ditulis terpisah.
Misalnya : mata kuliah, orang tua.
·
Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang
menimbulkan kemungkinan salah baca saat diberi tanda hubung untuk menegaskan
pertalian di antara unsur bersangkutan.
Misalnya : ibu-bapak, pandang-dengar.
·
Gabugan kata yang sudah dianggap sebgai satu
kata ditulis serangkai.
Misalnya : daripada, sekaligus, bagaimana,
barangkali.
e.
Kata Ganti (ku, mu, nya, kau)
Kata ganti ku dan kau ditulis
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Sedangkan kata ganti ku, mu,
nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya
: kubaca, kaupinjam, bukuku, tasmu, sepatunya.
f.
Kata
Depan (di, ke, dari)
Kata depan di, ke,
dan dari ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali pada
gabungan kata yang dianggap padu sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya
: Jangan bermian di jalan
Saya
pergi ke kampung halaman.
Dewi
baru pulang dari kampus.
g.
Kata Sandang (si dan sang)
Kata si dan sang ditulis terpisah
dari kata yang mengikutinya.
Misalnya : Nama si pengrimi surat tidak
jelas.
Anjing bermusuhan dengan sang kucing.
h.
Partikel
Partikel
merupakan kata tugas yang mempunyai bentuk yang khusus, yaitu sangat ringkas
atau kecil dengan mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Kaidah penulisan partikel
sebagai berikut :
·
Partikel –lah, -kah, dan –tah
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang dipelajari minggu lalu?
Apakah gerangan
salahku?
·
Partikel pun ditulis terpisah dari kata
yang mendahuluinya kecuali yang dianggap sudah menyatu.
Misalnya : Jika ayah pergi, ibu pun ikut
pergi.
·
Partikel per yang berarti memulai, dari
dan setiap. Partikel per ditulis terpisah dengan bagian-bagian kalimat
yang mendampinginya.
Misalnya : Rapor siswa dilihat per
semester.
i.
Singkatan dan Akronim
·
Singkatan adalah nama bentuk yang dipendekkan
yang terdiri atas satu kata atau lebih.
Misalnya
: dll = dan lain-lain
yth
= yang terhormat
·
Akronim adalah singkatan
yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
Misalnya
: SIM = Surat Izin Mengemudi
IKIP
= Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan
j.
Angka dan Lambang Bilangan
Dalam bahasa Indonesia ada dua macam angka yang
lazim digunakan , yaitu : (1) Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10,
dan (2) Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X.
Lambang
bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut :
1)
Bilangan utuh. Misalnya : 15
lima belas
2)
Bilangan pecahan. Misalnya : 3/4 tiga
perempat
3)
Bilangan tingakt. Misalnya : Abad II Abad ke-2
4)
Kata bilagan yang mendapat akhiran –an.
Misalnya : tahun 50-an
lima puluhan
5)
Angka yang mneyatakan bilagnan bulat yang besar
dapat dieja sebagian supaya mudah dibaca.
Misalnya : Sekolah itu baru mendapat bantuan
210 juta rupiah.
6)
Lambang bilangan letaknya pada awal kalimat
ditulis dengan huruf. Kalau perlu diupayakan supaya tidak diletakkan di awal
kalimat dengan mengubah struktur kalimatnya dan maknanya sama.
Misalnya : Dua puluh lima siswa SMA tidak
lulus. (benar)
55 siswa SMA 1 tidak lulus. (salah)
7)
Lambang
bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali beberapa dipakai secara berurutan seperti dalam perincian atau
pemaparan.
Misalnya : Amir menonton pertunjukan itu selama
dua kali.
4) Penulisan
Unsur Serapan
Dalam hal penulisan unsur serapan dalam bahasa
Indonesia, sebagian ahli bahasa Indonesia menganggap belum stabil dan
konsisten. Dikatakan demikian karena pemakai bahasa Indonesia sering begitu
saja menyerap unsur asing tanpa memperhatikan aturan, situasi, dan kondisi yang
ada. Pemakai bahasa seenaknya menggunakan kata asing tanpa memproses sesuai
dengan aturan yang telah diterapkan.
Penyerapan
unsur asing dalam pemakaian bahasa indonesia dibenarkan, sepanjang : (a) konsep
yang terdapat dalam unsur asing itu tidak ada dalam bahasa Indonesia, dan (b)
unsur asing itu merupakan istilah teknis sehingga tidak ada yang layak mewakili
dalam bahasa Indonesia, akhirnya dibenarkan, diterima, atau dipakai dalam
bahasa Indonesia. sebaliknya apabila dalam bahasa Indonesia sudah ada unsur
yang mewakili konsep tersebut, maka penyerapan unsur asing itu tidak perlu
diterima.
Menerima unsur
asing dalam perbendaharaan bahasa Indonesia bukan berarti bahasa
Indonesia ketinggalan atau miskin kosakata. Penyerapan unsur serapan asing
merupakan hal yang biasa, dianggap sebagai suatu variasi dalam penggunaan
bahasa Indonesia. Hal itu terjadi karena setiap bahasa mendukung kebudayaan
pemakainya. Sedangkan kebudayaan setiap penutur bahasa berbeda-beda anatar satu
dengan yang lain. Maka dalam hal ini dapat terjadi saling mempengaruhi yang
biasa disebut akulturasi. Sebagai contoh dalam masyarakat penutur bahasa
Indonesia tidak mengenal konsep “radio” dan “televisi”, maka diseraplah dari
bahasa asing (Inggris). Begitu pula sebaliknya, di Inggris tidak mengenal
adanya konsep “bambu” dan “sarung”, maka mereka menyerap bahasa Indonesia
itu dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan
taraf integritasnya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dikelompokkan dua
bagian, yaitu :
- Secara adopsi, yaitu apabila unsur asing itu diserap sepenuhnya secara utuh, baik tulisan maupun ucapan, tidak mengalami perubahan. Contoh yang tergolong secara adopsi, yaitu : editor, civitas academica, de facto, bridge.
- Secara adaptasi, yaitu apabila unsur asing itu sudah disesuaikan ke dlaam kaidah bahasa Indonesia, baik pengucapannya maupun penulisannya. Salah satu contoh yang tergolong secara adaptasi, yaitu : ekspor, material, sistem, atlet, manajemen, koordinasi, fungsi.
5) Pemakaian
Tanda Baca
a.
Tanda Titik (.)
Penulisan
tanda titik di pakai pada :
·
Akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan
·
Akhir singkatan nama orang.
·
Akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
·
Singkatan atau ungkapan yang sudah sangat
umum.Bila singkatan itu terdiri atas tiga hurus atau lebih dipakai satu tanda
titik saja.
·
Dipakai untuk memisahkan bilangan atau
kelipatannya.
·
Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
·
Dipakai di belakang angka atau huruf dalam
suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
·
Tidak dipakai pada akhir judulyang merupakan
kepala karangan atau ilustrasi dan tabel.
b.
Tanda koma (,)
Kaidah
penggunaan tanda koma (,) digunakan :
·
Antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
·
Memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi atau melainkan.
·
Memisahkan anak kalimat atau induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
·
Digunakan dibelakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk kata :
(1) Oleh karena itu, (2) Jadi, (3) lagi pula, (4) meskipun begitu, dan (5) akan
tetapi.
·
Digunakan untuk memisahkan kata seperti : o,
ya, wah, aduh, dan kasihan.
·
Memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
·
Dipakai diantara : (1) nama dan alamat,
(2) bagina-bagian alamat, (3) tempat dan tanggal, (4) nama dan tempat
yang ditulis secara berurutan.
·
Dipakai di muka angka persepuluhan atau di
antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka.
·
Dipakai antara nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
·
Menghindari terjadinya salah baca di
belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
·
Dipakai di antara bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
·
Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
·
Tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau seru.
c.
Tanda Titik Tanya ( ? )
Tanda
tanya dipakai pada :
·
Akhir kalimat tanya.
·
Dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan
bagian kalimat yang diragukan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
d.
Tanda Seru ( ! )
Tanda seru dugunakan
sesudah ungkapan atau pertanyaan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kseungguhan, ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
e.
Tanda Titik Koma ( ; )
Tanda
titik koma dipakai :
·
Memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis
dan setara.
·
Memisahkan kalimat yang setara dalam kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
f.
Tanda Titik Dua ( : )
Tanda
titik dua dipakai :
·
Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemberian.
·
Pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
·
Di dalam teks drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan .
·
Di antara jilid atau nomor dan halaman.
·
Di antara bab dan ayat dalam kitab suci.
·
Di antara judul dan anak judul suatu karangan.
·
Tidak dipakai apabila rangkaian atau pemerian
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
g.
Tanda Elipsis (…)
Tanda ini menggambarkan kalimat-kalimat yang
terputus-putus dan menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang
dibuang. Jika yang dibuang itu di akhir kalimat, maka dipakai empat titik
dengan titik terakhir diberi jarak atau loncatan.
h.
Tanda Garis Miring ( / )
Tanda
garis miring ( / ) di pakai :
·
Dalam penomoran kode surat.
·
Sebagai pengganti kata dan,atau, per, atau
nomor alamat.
i.
Tanda Penyingkat atau Apostrof ( ‘)
Tanda
penyingkat menunjukkan penghilangan sebagian huruf.
j.
Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )
Tanda
petik tunggal dipakai :
·
Mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan
lain.
·
Mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
k.
Tanda Petik ( “…” )
Tanda
petik dipakai :
·
Mengapit kata atau bagian kalimat yang
mempunyai arti khusus, kiasan atau yang belum dikenal.
·
Mengapit judul karangan, sajak, dan bab buku,
apabila dipakai dalam kalimat.
·
Mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
BAB III
PENUTUP
3. Simpulan
Ejaan yang disempurnakan adalah ejaan bahasa
indonesia yang berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan
sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan adalah seperangkat aturan
tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda
dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah suatu sistem
aturan yang jauh lebih luasdari sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur
keseluruhan cara menuliskan bahasa.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1990.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
http://berbagi tugas
kuliah.wordpress.com/Mahasiswa/blog/2011/12/17/ejaan yang disempurnakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar