Senin, 01 Juli 2013

artikel "politik bukan ajang mencari popularitas"



PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Tugas Artikel :
“Politik Bukan Ajang Mencari Popularitas”
Dosen : Santa, S.Pd.

NAMA :DEWI DIANI
NPM :(037112210)
KELAS : II.D

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS  PAKUAN BOGOR
2013



“Politik Bukan Ajang Mencari Popularitas”
Mendekati pemilu 2014 banyak para artis mencalonkan dirinya sebagai calon legislatif (caleg), sebenarnya apa yang mereka cari sesungguhnya ? menambah popularitas ? jabatan ? menambah tebal isi kantong ? politik seperti ajang pencarian bakat, hampir sebagian partai terdapat berkecimpungan artis didalamnya. Menurut saya sebagian artis yang diusung mengikuti caleg menunjukkan partai politik yang lemah dan tidak percaya diri pada saat pemilihan dan yang paling anehnya lagi, para artis yang tidak pernah terlihat peduli pada negara tiba-tiba penuh dalam daftar caleg. Kontes popularitas tak hanya mewarnai dunia hiburan saja. Panggung politik pun kini ikut ketularan mengandalkan popularitas. Maka, kompetensi, potensi dan spesialisasi setiap orang tak lagi jadi pertimbangan utama yang penting ngetop ajalah !
Coba tengok pada zaman Ir.Soekarno dulu, dimana sebuah pemerintahan dipilih bukan dilihat dari populernya tapi ia terpilih karena bagaimana cara ia membela negara ini, memperjuangkan segenap jiwa raganya untuk kemerdekaan Indonesia dan yang paling penting kemampuan seseorang dalam berpolitik dan memimpin masyarakat dalam negeri. Tapi bandingannya dengan zaman sekarang sungguh sangat jauh sekali, seakan semuanya diabaikan dan terlupakan, hanya kepopulerannya yang menjadi modal utama karena dengan populer bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas tanpa melihat kemampuannya.
Sebagai persiapan dalam menghadapi pesta demokrasi lima tahunan itu, seorang artis yang ingin maju menjadi caleg, jangan hanya bermodal tampang ataupun penampilan, melainkan ia harus memiliki pengetahuan soal politik. Demikian disampaikan Kepala Biro Internal Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) DPP Partai Demokrat, Esther Mandalawati.
Kata Esther, seorang caleg nantinya bakal terjun ke masyarakat, menyerap aspirasi lalu memperjuangkannya di dalam parlemen. Sehingga, apa yang menjadi persoalan rakyat wajib diketahuinya. "Artis juga harus memiliki pemikiran, ide-ide brilian sebagai solusi persoalan bangsa," kata Esther saat ditemui Okezone di Jakarta, Sabtu (16/3/2013).
Menurutnya, siapapun termasuk kalangan artis sekalipun, jika ia telah siap lahir batin untuk terjun ke dunia politik, sedini mungkin harus belajar membaca kondisi dan permasalahan yang dihadapi bangsa. Ilmu politik juga diperlukan, agar kedepannya ia tidak kesulitan, terlebih setelah duduk di kursi parlemen.
"Saya masih memberi tanda tanya soal pendidikan politik ini. Setiap artis marilah mulai pembekalan pendidikan politik, lalu membangun mental. Intinya orientasinya yang pertama dia jadi caleg karena ingin belajar, jangan orientasinya cuma mau cari uang semata," sebutnya.
Esther menambahkan, dewasa ini, rakyat sudah semakin cerdas untuk menentukan sosok ideal pilihannya. Sehingga, bentuk pencitraan seperti perekrutan caleg dari kalangan artis justru tidak berpengaruh signifikan terhadap perolehan suara. "Jadi artis juga harus punya kemampuan politik," lugasnya.
Memang tidak bisa dipungkiri, para artis yang terjun dalam dunia politik dapat mengurangi dan memangkas biaya mahal pemilu, tetapi ekses lain yang ditimbulkan kualitas wakil rakyat jauh dari harapan publik malah akan menambah daftar hitam. Seharusnya artis tahu diri dalam mengusung dirinya sendiri untuk maju dalam Pemilu 2014, tidak juga dengan mengobral janji yang muluk-muluk, karena sekali lagi politik bukan ajang untuk belajar berpolitik dan menambah popularitas.
Popularitas, uang tidak mejamin seseorang menjadi anggota legalislatif, bila tidak disertai dengan kemampuan membangun jaringan, melakukan kerja politik riil dan berkomunikasi dengan baik kepada masyarakat, setidaknya mengetahui karakteristik daerah pemilihnya. Seorang artis yang ingin maju menjadi caleg, jangan hanya bermodal tampang ataupun penampilan, melainkan ia harus memiliki pengetahuan soal politik.
Sekedar catatan, apabila para artis hanya mengikuti arus besar, tanpa mempunyai visi dan misi yang jelas, bukan sekedar berjuang ditataran konsep berjuang bagi kepentingan rakyat, tetapi ketika diaktualisasikan tidak bisa ditangkap oleh massa pemilihnya, inilah bukti kebangkrutan demokrasi.
Apa jadinya negara ini jika para pemimpin hanya bermodalkan uang dan populer tanpa kualitas dan kemampuannya dalam politik untuk memimpin negara? Sudah hancur dan tercoreng nama baik negara akibat kelakuan para politisi tidak bertanggungjawab, korupsi mewabah seperti virus dari penyakit yang menular, akan seperti apa negara ini jika dipimpin oleh orang-orang seperti itu ? 
Orang yang mempunyai kualitas kepemimpinan seperti enggan untuk ikut ke dalam dunia politik, terlebih citra kepemimpinan pemerintah sekarang kurang baik dimata publik atau masyarakat, sedangkan para artis yang bermodalkan uang dan populer berlomba-lomba untuk mengikuti daftar calon legislatif (caleg) mungkin penyebab tersebut karena partai-partai yang kekurangan orang berkualitas, maka partai-partai mencari orang-orang yang populer sebagai penggantinya.
Contoh artis yang ikut dalam dunia politik, Rachel Maryam tak menampik ketertarikan partai politik (parpol) menggaet para selebriti sebagai calon anggota legislatif (caleg) mempermudah berkampanye. Ia menuturkan “popularitas menjadi salah satu hal yang paling dicari.”
"Memang ketertarikan parpol ke artis karena popularitas, kampanye lebih mudah karena sudah ada investasi duluan untuk kenal ke masyarakat," ungkap Rachel ditemui di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Selasa (30/4/2013).
Rachel Maryam adalah salah satu contoh artis yang bergabung dalam politik, masih ada banyak lagi artis-artis yang lain tapi tidak saya sebutkan.
Rakyat sekarang hanya bisa berharap siapapun yang menjadi pemimpin negara baik dari kalangan artis atau dari kalangan orang kaya, bisa memimpin teguh amanah dari rakyat, menjadikan indonesia khususnya dalam parpol menjadi lebih baik lagi dan mempunyai intelektual kepemimpinan yang tinggi serta mengubah citra pemerintahan yang mungkin kurang baik dimata publik menjadi berwibawa kembali.



1 komentar:

  1. artikelnya bagus kak, izin copy dikit ya buat tambahan materi uprak. makasih banyak sblmnya :)

    BalasHapus