Nama : Dewi
Diani
Kelas : I.D
NPM :
037112210
KEANEKARAGAMAN
HAYATI
KONSEP
KEANEKARAGAMAN HAYATI
Apabila Anda mendengar kata
“Keanekaragaman”, dalam pikiran anda mungkin akan terbayang kumpulan benda yang
bermacam-macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur dan sebagainya. Bayangan
tersebut memang tidak salah. Kata keanekaragaman memang untuk menggambarkan
keadaan bermacam-macam suatu benda, yang dapat terjadi akibat adanya perbedaan
dalam hal ukuran, bentuk, tekstur ataupun jumlah.
Sedangkan kata “Hayati” menunjukkan
sesuatu yang hidup. Jadi keanekaragaman hayati menggambarkan bermacam-macam
makhluk hidup (organisme) penghuni biosfer.
Keanekaragaman hayati disebut juga
“Biodiversitas”. Keanekaragaman atau keberagaman dari makhluk hidup dapat
terjadi karena akibat adanya perbedaan warna, ukuran, bentuk, jumlah, tekstur,
penampilan dan sifat-sifat lainnya.
Sedangkan keanekaragaman dari makhluk
hidup dapat terlihat dengan adanya persamaan ciri antara makhluk hidup. Untuk
memahami konsep keseragaman dan keberagaman makhluk hidup pergilah Anda ke
halaman sekolah. Amati lingkungan sekitarnya! Anda akan menjumpai
bermacam-macam tumbuhan dan hewan. Jika Anda perhatikan tumbuhan-tumbuhan itu,
maka Anda akan menemukan tumbuhan-tumbuhan yang berbatang tinggi, misalnya: palem,
mangga, beringin, kelapa. Dan yang berbatang rendah, misalnya: cabe, tomat,
melati, mawar dan lain-lainnya. Ada tumbuhan yang berbatang keras, dan
berbatang lunak. Ada yang berdaun lebar, tetapi ada pula yang berdaun kecil,
serta bunga yang berwarna-warni. Begitu pula Anda akan menemukan
tumbuhan-tumbuhan yang memiliki kesamaan ciri seperti: tulang daun menyirip
atau sejajar, sistem perakaran tunggang atau serabut, berbiji tertutup atau
terbuka, mahkota bunga berkelipatan 3 atau 5 dan lain-lain. Begitu pula pada
hewan-hewan yang Anda temukan, terdapat hewan-hewan yang bertubuh besar seperti
kucing, sapi, kerbau, dan yang bertubuh kecil seperti semut
serta kupu-kupu. Ada hewan berkaki
empat, seperti kucing. Berkaki dua seperti ayam. Berkaki banyak seperti lipan
dan luwing. Juga akan tampak burung yang memiliki bulu dan bersayap.
Di samping itu, Anda juga akan
menemukan hewan yang hidupnya di air seperti: ikan mas, lele, ikan gurame. Dan
hewan-hewan yang hidup di darat seperti kucing, burung dan lain-lain. Ada hewan
yang tubuhnya ditutupi bulu seperti burung, ayam. Ada yang bersisik seperti
ikan gurame, ikan mas, dan ada pula yang berambut seperti kucing, kelinci dan
lain-lain.
Dari hasil pengamatan atau observasi
di halaman sekolah, Anda telah menemukan adanya keseragaman dan keberagaman
pada makhluk hidup.
Untuk lebih memahami uraian diatas,
cobalah Anda kerjakan kegiatan praktikum berikut:
1. KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN
Keanekaragaman hayati tidak saja
terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun terdapat keanekaragaman.
Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis disebut variasi.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang tingkatan keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Apa yang dimaksud dengan
keanekaragaman hayati tingkat gen? Untuk menemukan jawaban ini, cobalah amati
tanaman bunga mawar. Tanaman ini memiliki bunga yang berwarna-warni, dapat
berwarna merah, putih atau kuning. Atau pada tanaman mangga, keanekaragaman dapat
Anda temukan antara lain pada bentuk buahnya, rasa, dan warnanya.
Demikian juga pada hewan. Anda dapat
membandingkan ayam kampung, ayam hutan, ayam ras, dan ayam lainnya. Anda akan
melihat keanekaragaman sifat antara lain pada bentuk dan ukuran tubuh, warna
bulu dan bentuk pial (jengger).

Gambar 1. Keanekaragaman gen pada ayam
Keanekaragaman warna bunga pada
tanaman mawar. Bentuk, rasa, warna pada buah mangga, serta keanekaragaman
sifat, warna bulu dan bentuk pial pada ayam, ini semua disebabkan oleh pengaruh
perangkat pembawa sifat yang disebut dengan gen. Semua makhluk hidup dalam satu
spesies/jenis memiliki perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen merupakan
bagian kromosom yang mengendalikan ciri atau sifat suatu organisme yang
bersifat diturunkan dari induk/orang tua kepada keturunannya.
Gen pada setiap individu, walaupun
perangkat dasar penyusunnya sama, tetapi susunannya berbeda-beda bergantung
pada masing-masing induknya. Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri
atau sifat suatu individu dalam satu spesies.
Apa yang menyebabkan terjadinya
keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan
salah satu penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan
perangkat gen yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan
perangkat gen dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu
dalam satu spesies berupa varietas-varietas (varitas) yang terjadi secara alami
atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi), seperti pada berbagai jenis mangga.
Perbedaan sifat pada jenis mangga
dapat Anda amati pada tabel berikut:
No.
|
Mangga
|
Bentuk Buah
|
Rasa
|
arima
|
1.
2. 3. |
golek
kuini gedong |
lonjong panjang
bulat telur, besar bulat, kecil |
manis
manis lebih manis |
tidak wangi
wangi tidak wangi |
Pada manusia juga terdapat keanekaragaman
gen yang menunjukkan sifat-sifat berbeda, antara lain ukuran tubuh (besar,
kecil, sedang); warna kulit (hitam, putih, sawo matang, kuning); warna mata
(biru, hitam, coklat), serta bentuk rambut (ikal, lurus, keriting). Cobalah
perhatikan diri Anda sendiri! Ciri atau sifat apa yang Anda miliki? Sesuaikan
dengan uraian di atas?
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
Dapatkah Anda membedakan antara
tumbuhan kelapa aren, nipah dan pinang? Atau membedakan jenis kacang-kacangan,
seperti kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang hijau? Atau Anda
dapat membedakan kelompok hewan antara kucing,harimau, singa dan citah? Jika
hal ini dapat Anda bedakan dengan benar, maka paling tidak sedikitnya anda
telah mengetahui tentang keanekaragaman jenis.
Untuk mengetahui keanekaragaman hayati
tingkat jenis pada tumbuhan atau hewan, anda dapat mengamati, antara lain
ciri-ciri fisiknya. Misalnya bentuk dan ukuran tubuh,warna, kebiasaan hidup dan
lain-lain.
Contoh, dalam keluarga
kacang-kacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau dan
kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut Anda dapat dengan mudah
membedakannya, karena antara mereka ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara
ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang
tinggi dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk
buah dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.

Gambar 2. Keanekaragaman jenis pada
kacang-kacangan
Contoh lain, keanekaragaman pada
keluarga kucing. Di kebun binatang, Anda dapat mengamati hewan harimau, singa,
citah dan kucing.

Gambar 2. Keanek ragaman jenis pada
hewan (a) harimau, (b) singan, (c) kucing dan (d) citah.
Walaupun hewan-hewan tersebut termasuk
dalam satu familia/suku Felidae, tetapi diantara mereka terdapat
perbedaan-perbedaan sifat yang mencolok. Misalnya, perbedaan warna bulu, tipe
lorengnya, ukuran tubuh, tingkah laku, serta lingkungan hidupnya.
Cobalah Anda perhatikan perbedaan
sifat dari hewan berikut ini :
No.
|
Ciri-ciri
|
Kucing
|
Harimau
|
Singa
|
Citah
|
1.
2. 3. |
Ukuran tubuh
Warna bulu Tempat hidup |
Kecil
Hitam, putih, kuning Hutan, rumah |
Besar
Hitam, putih, kuning Hutan |
Besar
Hitam, putih, kuning Hutan |
Sedang
Hitam/ putih Pohon |
Demikian pula pada kelompok tumbuhan
yang tumbuh di dataran tinggi dan dataran rendah akan memperlihatkan
perbedaan-perbedaan sifat pada tinggi batang, daun dan bunga. Contohnya kelapa,
aren, pinang, dan lontar, seperti tampak pada tabel pengamatan berikut ini.
No
|
Ciri-ciri
|
Kelapa
|
Aren
|
Pinang
|
Lontar
|
1.
|
Tinggi Batang
|
>30m
|
25m
|
25
|
15-30m
|
2.
|
Daun
|
-Panjang tangkai daun 75-150cm
-Helaian daun 5m, ujungruncing dan keras |
-Panjang tangkai daun
150cm
|
Tangkai daun pendek
|
-Panjang tangkai daun
100cm
-Helaian daun bulat, tepi daun bercangap menjari |
3.
|
Bunga
|
Tongkol
|
Tongkol
|
Tongkol
|
Bulir
|

Gambar 2. Keanekaragaman pada suku
Palmae
Dari contoh-contoh di atas, Anda dapat
mengetahui ada perbedaan atau variasi sifat pada kucing, harimau, singa dan
citah yang termasuk dalam familia/suku Felidae. Variasi pada suku Felidae ini
menunjukkan keanekaragaman pada tingkat jenis.
Hal yang sama terdapat juga pada
tanaman kelapa, aren, pinang, dan lontar yang termasuk suku Palmae atau
Arecaceae.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Di lingkungan manapun Anda di muka
bumi ini, maka Anda akan menemukan makhluk hidup lain selain Anda. Semua
makhluk hidup berinteraksi atau berhubungan erat dengan lingkungan tempat
hidupnya.
Lingkungan hidup meliputi komponen biotik dan komponen abiotik.
Komponen biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup mulai yang bersel satu
(uni seluler) sampai makhluk hidup bersel banyak (multi seluler) yang dapat
dilihat langsung oleh kita. Komponen abiotik meliputi iklim, cahaya, batuan,
air, tanah, dan kelembaban. Ini semua disebut faktor fisik. Selain faktor
fisik, ada faktor kimia, seperti salinitas (kadar garam), tingkat keasaman, dan
kandungan mineral.
Baik komponen biotik maupun komponen
abiotik sangat beragam atau bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang
merupakan interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik pun
bervariasi pula.
Di dalam ekosistem, seluruh makhluk
hidup yang terdapat di dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik
antar makhluk hidup maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen
abiotiknya. Hubungan timbal balik ini menimbulkan keserasian hidup di dalam
suatu ekosistem. Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman tingkat
ekosistem? Perbedaan letak geografis antara lain merupakan faktor yang
menimbulkan berbagai bentuk ekosistem.

Gambar 2. Keanekaragaman ekosistem (a)
padang rumput (b) padang tundra (c) gurun pasir
Perbedaan letak geografis menyebabkan
perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan temperature,
curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya penyinaran. Keadaan ini
akan berpengaruh terhadap jenis-jenis flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang
menempati suatu daerah.
Di daerah dingin terdapat bioma
Tundra. Di tempat ini tidak ada pohon, yang tumbuh hanya jenis lumut. Hewan
yang dapat hidup, antara lain rusa kutub dan beruang kutub. Di daerah beriklim
sedang terdpat bioma Taiga. Jenis tumbuhan yang paling sesuai untuk daerah ini
adalah tumbuhan conifer, dan fauna/hewannya antara lain anjing hutan, dan rusa
kutub.
Pada iklim tropis terdapat hutan hujan
tropis. Hutan hujan tropis memiliki flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) yang
sangat kaya dan beraneka ragam. Keanekaragaman jenis-jenis flora dan fauna yang
menempati suatu daerah akan membentuk ekosistem yang berbeda. Maka terbentuklah
keanekaragaman tingkat ekosistem.
Totalitas variasi gen, jenis dan
ekosistem menunjukkan terdapat pelbagai variasi bentuk, penampakan, frekwensi,
ukuran dan sifat lainnya pada tingkat yang berbeda-beda merupakan
keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman hayati berkembang dari
keanekaragaman tingkat gen, keanekaragaman tingkat jenis dan keanekaragaman
tingkat ekosistem. Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan karena didalamnya
terdapat sejumlah spesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas-varietas
unggul. Kelestarian keanekaragaman hayati pada suatu ekosistem akan terganggu
bila ada komponen-komponennya yang mengalami gangguan.
Gangguan-gangguan terhadap
komponen-komponen ekosistem tersebut dapat menimbulkan perubahan pada tatanan
ekosistemnya. Besar atau kecilnya gangguan terhadap ekosistem dapat merubah
wujud ekosistem secara perlahan-lahan atau secara cepat pula. Contoh-contoh
gangguan ekosistem , antara lain penebangan pohon di hutan-hutan secara liar
dan perburuan hewan secara liar dapat mengganggu keseimbangan ekosistem.
Gangguan tersebut secara perlahan-lahan dapat merubah ekosistem sekaligus
mempengaruhi keanekaragaman tingkat ekosistem. Bencana tanah longsor atau
letusan gunung berapi, bahkan dapat memusnahkan ekosistem. Tentu juga akan
memusnahkan keanekaragaman tingkat ekosistem. Demikian halnya dengan bencana
tsunami.
KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA
Tahukah Anda, bahwa Indonesia
merupakan salah satu dari tiga Negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi? Dua negara lainnya adalah Brazil dan Zaire. Tetapi dibandingkan dengan
Brazil dan Zaire, Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Keunikannya adalah
disamping memiliki keanekragaman hayati yang tinggi, Indonesia mempunyai areal
tipe Indomalaya yang luas, juga tipe Oriental, Australia, dan peralihannya.
Selain itu di Indonesia terdapat banyak hewan dan tumbuhan langka, serta hewan
dan tumbuhan endemik (penyebaran terbatas).
Untuk lebih memahami materi tersebut,
silakan Anda simak uraian mengenai keaneragaman hayati yang terdapat di
Indonesia berikut ini!
Indonesia terletak di daerah tropik
sehingga memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dibandingkan dengan daerah
subtropik (iklim sedang) dan kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman
hayati di Indonesia ini terlihat dari berbagai macam ekosistem yang ada di
Indonesia, seperti: ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang
rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air laut,
ekosistem savanna, dan lain-lain. Masing-masing ekosistem ini memiliki
keaneragaman hayati tersendiri.
Tumbuhan (flora) di Indonesia
merupakan bagian dari geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi
tumbuhan yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan
Filipina. Flora yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, dan Filipina sering disebut
sebagai kelompok flora Malesiana.
Hutan di daerah flora Malesiana
memiliki kurang lebih 248.000 species tumbuhan tinggi, didominasi oleh pohon
dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yang menghasilkan biji
bersayap. Dipterocarpaceae merupakan tumbuhan tertinggi dan membentuk kanopi
hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae misalnya Keruing (
Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea sp), Kayu garu (Gonystylus bancanus), dan
Kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan
hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yang rapat dan banyak
tumbuhan liana (tumbuhan yang memanjat), seperti rotan. Tumbuhan khas Indonesia
seperti durian (Durio zibetinus), Mangga (Mangifera indica), dan Sukun
(Artocarpus sp) di Indonesia tersebar di Sumatra, Kalimantan, Jawa dan
Sulawesi.
Sebagai negara yang memiliki flora
Malesiana apakah di Malaysia dan Filipina juga memiliki jenis tumbuhan seperti
yang dimiliki oleh Indonesia? Ya, di Malaysia dan Filipina juga terdapat
tumbuhan durian, mangga, dan sukun. Di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa terdapat
tumbuhan endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh di akar atau batang tumbuhan
pemanjat sejenis anggur liar, yaitu Tetrastigma.

Bagaimana dengan wilayah Indonesia
bagian timur? Apakah jenis tumbuhannya sama? Indonesia bagian timur, tipe
hutannya agak berbeda. Mulai dari Sulawesi sampai Irian Jaya (Papua) terdapat
hutan non?Dipterocarpaceae. Hutan ini memiliki pohon-pohon sedang, diantaranya
beringin (Ficus sp), dan matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan
tumbuhan endemik di Irian.
Selanjutnya, mari kita lihat hewan
(fauna) di Indonesia. Hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe Oriental (Kawasan
Barat Indonesia) dan Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan.
Hewan-hewan di bagian Barat Indonesia (Oriental) yang meliputi Sumatera, Jawa,
dan Kalimantan, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.
|
Banyak species mamalia
yang berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia
berkantung jumlahnya sedikit, bahkan hampir tidak ada.
|
2.
|
Terdapat berbagai macam
kera, misalnya: bekantan, tarsius, orang utan.
|
3.
|
Terdapat hewan endemik,
seperti: badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet
(Presbytis thomari), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
|
4.
|
Burung-burung memiliki
warna bulu yang kurang menarik, tetapi dapat berkicau. Burung-burung yang
endemik, misalnya: jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai
mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).
|
Sekarang mari kita lanjutkan dengan
hewan-hewan yang terdapat di Kawasan Indonesia Timur. Jenis-jenis hewan di
Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif
sama dengan Australia. Ciri-ciri hewannya adalah:
1.
|
Mamalia berukuran kecil
|
2.
|
Banyak hewan berkantung
|
3.
|
Tidak terdapat species
kera
|
4.
|
Jenis-jenis burung
memiliki warna yang beragam
|
Irian Jaya (Papua) memiliki hewan
mamalia berkantung, misalnya: kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus
maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yang paling
terkenal adalah burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, terutama
di pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus
komodoensis).
Sedangkan daerah peralihan meliputi
daerah di sekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi sampai kepulauan
Maluku, jenis hewannya antara lain tarsius (Tarsius bancanus), maleo
(Macrocephalon maleo), anoa, dan babi rusa (Babyrousa babyrussa).
biologilover.files.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar