Sabtu, 13 Juli 2013

LANDASAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KBK

LANDASAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERDASARKAN KBK
Hal yang terkait dengan terkait dengan Teori Thorndike :
a. Menekankan pada latihan dan praktik, bersifat mekanistik.
b. Menganggap siswa sebagai kertas putih yang polos dan siap ditulisi.
c. Tidak mengkaitkan antarkonsep
d. Tidak menggambarkan keseluruhan konsep, tidak integratif.
e. Berorientasi pada keterampilan yang ditambah terus menerus.
f. Mengutamakan target ( Hasil ), kurang penekanan pada proses.
Hal yang terkait dengan terkait dengan Teori Holistik :
a. Pembelajaran dilaksanakan secara bermakna
b. Mengutamakan pentingnya penguasaan konsep
c. Peserta didik perlu memahami materi pelajaran
d. Dilaksanakan secara bermakna dengan memanfaatkan struktur matematika, bagan peta/rangkuman/ikhtisar/ringkasan dari konsep.
e. Kegiatan belajar lebih menarik karena memperhatikan proses.
f. Bisa mengakibatkan siswa kurang terampil dalam berhitung.
Hal yang terkait dengan terkait dengan Teori Piaget :
a. Keabstrakan materi dipertimbangkan dengan tingkat pertimbangan intelektual siswa
b. Pelsajaran baru dikaitkan dengan pelajaran sebelumnya atau pengetahuan prasyarat.
c. Kemampuan siswa diarahkan dapat mencari persamaan dan perbedaan , sehingga diperlukan adanya contoh dan bukan contoh.
d. Memandang penting penerapan konservasi untuk menjelaskan konsep matematika
e. Bersifat konstruktif, tekan guru ditekankan pada fasilitator.
f. Siswa mempunyai kesempatan yang luas dan beragam untuk mencari, menerima, dan menghimpun pengetahuan.
Kegiatan siswa yang dapat memberikan kesempatan membangun pengetahuan dari berbagai sumber :
a. Diskusi kelompok kecil
b. Diskusi kelas
c. Pengerjaan tugas kelompok
d. Penyusunan laporan tugas pengamatan
e. Mendengarkan presentasi atau penjelasan teman
f. Membandingkan pekerjaan orang lain.
g. Memperhatikan dan memahami pekerjaan teman lain.
h. Mengadakan atau mengikuti tanya jawab.
Teori-teori yang berpengaruh untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran matematika :
1. Teori Thorndike
Teori thorndike disebut juga Teori penyerapan, yaitu teori yang memandang peserta didik selembar kertas putih, penerima pengetahuan yang siap menerima pengetahuan secara pasif.Teori ini bersifat Behavioristik (mekanistik)
2. Teori Ausubel
Teori makna (meaning theory) dari Ausubel (Brownell & Ghazal ) mengemukakan pentingnya kebermaknaan pembelajaran akan membuat pembelajaran akan lebih bermanfaat dan akan lebih mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik.Teori ini disebut juga Teori Holistik karena mempunyai pandangan pentingnya keseluruhan dalam mempelajari bagian-bagian.
3. Teori Jean Piaget
Teori ini merekomendasikan perlunya pengamatan terhadap tingkat perkembangan intelektual anak sebelum suatu bahan pelajarana matematika diberikan.tahap perkembangan anak menurut Piaget :
1. Sensori motor ( 0-2 tahun )
2. Pra-operasional ( 2-7 tahun )
3. Operasional Konkret ( 7-11 tahun )
4. Operasional ( > 11 Tahun ).
Konservasi : Konservasi bilangan, konservasi panjang, konservasi isi.
4. Teori Vygotsky
Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri piaget menjadi belajar kelompok melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam dengan guru sebagai fasilitator.
5. Teori Jerome Bruner
Berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata ke yang abstrak.Bruner : “ 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasikan keadaan peserta didik, yaitu :
1. Enactive ( Manipulasi objek langsung )
2. Iconic ( Manipulasi objek tidak langsung )
3. Symbolic ( Manipulasi simbol )
6. Teori Pemecahan ( George Polya )
Menyebutkan teori heuristik ( bantuan untuk menemukan ), meliputi : 1.Understand the Problem; 2. devise the plan; 3.Carry out the yhe plan; 4.look back.Pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah.
Charles dan laster : mendefinisikan :Suatu masalah adalah suatu tugas yang mana :
1. Seseorang tertantang untuk menyelesaikan
2. Seseorang tidak mempunyai prosedur yang siap pakai untuk memperoleh penyelesaian;
3. Seseorang harus melakukan suatu usaha untuk memperoleh penyelesaian.
Bentuk pertanyaan yang memerlukan pemecahan masalah antara lain :
1. Soal cerita ( Verbal/Word problems )
2. Soal tidak rutin ( Non-routine mathematics problem )
3. Soal nyata ( Real/application problems )
Pendekatan pembelajaran matematika yang bersifat konstruktivistik dan bernuansa pemecahan masalah :
1. Penemuan terbimbing ( Guided discovery )
2. Penyelidikan Matematika (Mathematical investigation )
3. Berakhir terbuka ( Open-ended )
4. Banyak selesaian ( Multiple solutions )
5. Banyak cara menyelesaikan ( multiple methods of solutions )
6. Tugas menulis matematika ( Writting in mathematics )
7.Teori Van Hiele ( Hierarkis Belajar Geometri )
Teori ini menyatakan bahwa eksistensi dari 5 tingkatan yang berbeda tentang Pemikiran Geometrik, yaitu :
1. Level 0 ( Visualisasi )
2. Level 1 ( Analisis )
3. Level 2 ( Deduksi informal )
4. Level 3 ( Deduksi )
5. Level 4 ( Rigor )
8.RME ( Realistic Mathematics Education )
Teori ini dimaksudkan untuk memulai pembelajaran matematika dengan cara mengaitkannya dengan situasi dengan dunia nyata di sekitar siswa.
Freudenthal dan Treffers adalah tokoh yang mengembangkan RME.
9.Peta Konsep
Peta konsep adalah implementasi pembelajaran bermakna dari Ausubel, yaitu kebermaknaan yang ditunjukan dengan bagan atau peta sehingga hubungan antarkonsep menjadi jelas, dan keseluruhan konsep teridentifikasi.
Komponen Standar Guru Matematika yang Profesional :
1. Penguasaan dalam pembelajaran matematika
2. Penguasaan dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran matematika
3. Penguasaan dalam pengembangan profesional guru Matematika
4. Penguasaan tentang posisi penopang dan pengembang guru matematika dan pembelajaran matematika.
Kemampuan Matematikal antara lain : kemampuan untuk
1. Mengkaji,menduga dan memberi alasan secara logis
2. Menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin.
3. Mengkomunikasikan tentang dan melalui matematika
4. Mengaitkan ide-ide di dalam matematika dan ide-ide antara matematika dan kegiatan intelektual lain.
Hal-hal yang dapat menumbuhkan kesadaran tentang Matematikal adalah
1. Ketekunan/Keuletan/Kekerasan hati,
2. Minat ( Interest )
3. Keingintahuan ( curiosity )
4. Daya temu atau daya cipta ( Inventiness )
KEGIATAN BELAJAR 2
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
YANG KONSTRUKTIVISTIK
Dasar Pengembangan pendidikan bermutu tinggi adalah Prinsip Belajar sepanjang hayat dan 4 Pilar(tiang) belajar yang dikemukakan UNESCO :
1. Learning to Know
2. Learning to do
3. Learning to be
4. Learning to Live Together
Peserta didik yang Kompeten artinya peserta didik yang cerdas, cakap, mampu memahami dengan baik bahan yang diajarkan, mampu bersikap, bernalar, dan bertindak sesuai prosedur yang benar, dan mengembangkan integritas kebersamaan dalam perbedaan.
Agar Guru dapat melaksanakan proses yang baik, Guru perlu mempertimbangkan kedudukan keluaran :
1. Kompetensi Individual, kelompok, dan klasikal.
2. Keberagaman hasil ( Keluaran )
3. Kesesuaian penilaian, evaluasi atau assesmen
4. Pemberdayaan berbagai sumber belajar
5. Strategi pembelajaran untuk mencapai sasaran.
Ciri/Prinsip dalam Proses Pembelajaran agar berkompetensi :
1. Berorientasi pada siswa
2. Mengembangkan strategi Pembelajaran yang tepat dan beragam
3. Memperhatikan Teori pendidikan dan teori belajar
4. Mengusahakan suasana yang demokratis,partisipatif dan Kooperatif.
5. Mengembangkan penilaian (evaluasi ) yang menyeluruh dan beragam
6. Memperhatikan ciri pokok keilmuan dari bidang studi atau materi yang sedang dipelajari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar